![]() |
| Subhanallah !!! " KH Ma'ruf Amin di Mata Santri" : Kami Siap Menjaga Kehormatannya |
JAKARTA (Panjimas.com) –
Banyak ekpresi kemarahan umat Islam, khususnya warga NU dari seluruh Indonesia,
pasca persidangan ke-8, Selasa (31/1) dengan
terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Kami semua, warga NU adalah
santri beliau yang siap menjaga kehormatannya. Kehormatan beliau adalah bagian
dari hidup kami,” kata Katib Syuriyah PBNU Dr. Asrorun Niam Sholeh, MA, yang
turut mendampingi proses persidangan.
KH Ma’ruf Amin adalah Ketua
Umum MUI sekaligus Rais Am PBNU, pemimpin tertinggi jam’iyyah NU, yang dijaga,
dihormati, dan ditaati oleh puluhan juta umatnya.
Di mata Ni’am, salah seorang
santrinya, KH. Ma’ruf Amin adalah sosok terhormat yang selalu komitmen dengan
nilai-nilai keadaban, kesantunan, moderasi, dan ketaatan pada hukum. Beliau
mengerti politik, politik kebangsaan dan keumatan.
Kehadiran KH. Ma’ruf Amin di
persidangan adalah sebagai saksi. Ini
wujud komitmen beliau yang sangat tinggi dalam penegakan hukum. “Ini
pilihan sadar beliau dalam rangka hukum. Penghormatan pada sistem hukum adalah
jalan yang ditempuh Kiai Ma’ruf untuk mencegah terjadinya anarki dan pengadilan
jalanan, yang akibatnya jauh lebih buruk,” tukas Ni’am.
Menurut Nia’m, sejak awal,
Kiai Ma’ruf mengajarkan anti kekerasan, penghargaan terhadap hukum, dan
mencegah politisasi kasus hukum untuk kepentingan politis.
Saat memberikan keterangan,
KH Ma’ruf sangat santai, tenang, dan bergairah. Beliau tetap tegar dan santai
hingga persidangan selesai, meskipun Ahok dan kuasa hukumnya kurang etis
terhada Kiai , ditambah hakim dan jaksa yang agak pasif.
“Seusai persidangan, kami
bergerak ke kantor MUI untuk sekedar evaluasi. Selepas maghrib, kami makan
malam dan diskusi kecil di dekat kantor. Tidak ada raut lelah di wajah beliau.
Habis makan malam, kami bergerak ke kantor PBNU untuk menghadiri acara Harlah
NU ke-91. Tamu-tamu penting sudah menunggu, antara lain Panglima TNI dan
Kapolri.”
Belum berhenti di situ. Usai
acara, Kiai masih menyempatkan brifing kami di ruangan Rais am, hingga hampir
pukul 00.00. “Kita harus menghormati dan belajar dari KH. Maruf Amin, Beliau
Rais Am NU dan ketua umum MUI yang memberi contoh, bagaimana cara menghormati
hukum, dan bertanggung jawab. (desastian)
Sumber : http://www.panjimas.com/news/2017/02/02/kh-maruf-amin-di-mata-santri-kami-siap-menjaga-kehormatannya/
