Sungguh Mengharukan..!"! Pemuda Ini Tetap Meninggalkan Ibunya" Meskipun Ibunya Tak Mau Makan.. Inilah Alasanya...!! Dan Ternyata Pemuda Itu Adalah.... |
Saad bin Abi Waqqash adalah
salah seorang dari sepuluh sahabat yang dijamin oleh Rasulullah masuk surga.
Hal itu disebabkan oleh keteguhan imannya terhadap ajaran Islam. Saad adalah
seorang anak yang sangat patuh kepada ibunya. Ibunya bernama Hamnah bin Abu
Sufyan. Hamnah adalah keturunan bangsawan Quraisy yang taat pada ajaran nenek
moyangnya, yaitu menyembah berhala.
kisah-saad-bin-abi-waqqash
Saad begitu menghormati dan
menyayangi ibunya. Ia menyadari bahwa ibunyalah yang telah membesarkan dirinya
dengan penuh kasih sayang. Setiap pagi, Saad dan ibunya selalu makan pagi
bersama. Pada awal keislamannya, keteguhan Saad dipuji oleh Allah. Ketika itu,
ia memeluk agama Islam secara diam-diam, tanpa member tahu ibunya. Suatu
ketika, Saad sedang melaksanakan ibadah dengan khusyuk. Ibunya yang masih teguh
dengan agama nenek moyangnya melihat peristiwa itu.
Saat itulah, Hamnah
mengetahui bahwa putra tercintanya telah mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Ia
sangat marah dan merasa tidak rela karena Saad memeluk agama Islam. Hamnah
meminta kepada Saad untuk secepatnya meninggalkan ajaran Islam. Namun Saad
menolaknya, hal itu membuat Hamnah semakin marah dan mengancam Saad. Hamnah
berkata, “Wahai anakku, aku tidak akan makan dan minum hingga aku mati. Jika
aku mati, engkau akan dicela sebagai pembunuh ibumu sendiri”. “Wahai ibu, aku
tidak akan meninggalkan agamaku walau apa pun yang terjadi, “kata Saad dengan
tegas. Setelah kejadian itu, Saad selalu makan sendirian.
Hamnah benar-benar
melaksanakan ancamannya. Seharian, Hamnah tidak makan. Hari kedua pun demikian.
Hati Saad menjadi sedih melihat ibunya sakit karena tidak makan dan minum. Ia
berusaha membujuk ibunya untuk makan. Namun, itu tidak berhasil. Hamnah
berharap dengan melihat penderitaannya, putranya menjadi sadar dan kembali ke
agama nenek moyangnya. Pada malam berikutnya, Saad kembali membujuk ibunya
untuk makan. Ia tidak kuat melihat ibunya yang sangat disayanginya menderita.
Saad tidak dapat menyembunyikan kesedihan di hadapan ibunya.
Sekalipun demikian, Saad
tidak dapat menukar keimanannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan apa pun.
Keimanan kepada ajaran Islam telah mengakar kuat di dalam hatinya. Hamnah juga
tetap pada pendiriannua untuk tidak makan dan minum bila Saad tidak mau
meninggalkan ajaran Islam. Saad berkata dengan tegas, “Wahai ibuku. Demi Allah,
seandainya ibu memiliki seratus nyawa dan nyawa-nyawa itu keluar satu persatu
dari tubuh ibu, aku tetap tidak akan meninggalkan agamaku. Kalau ibu merasa
lapar, makanlah. Jika tidak mau, tidak usah ibu makan”. Mendengar perkataan
Saad, Hamnah hanya tertegun sebentar. Saat itulah, Hamnah benar-benar menyadari
bahwa anaknya tidak akan meninggalkan agamanya. Akhirnya, Hamnah memutuskan
untuk makan dan membiarkan Saad dengan agamanya.
Pada pagi harinya, Saad
pergi ke majelis Nabi Muhammad. Di sana, Saad menceritakan kejadian yang
dialaminya. Saat itulah turun wahyu surat Luqman ayat 15, “Dan jika keduanya
(bapak dan ibu) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Ayat itu mendukung tindakan Saad yang
mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT.