![]() |
Subhanallah..!!!Yakin
Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 2)
|
Lanjutan dari Yakin
Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total
Saya (dr. Khalid) mencoba
memberikan penjelasan dengan lemah lembut kepadanya, akan tetapi ia tetap
bersikeras minta untuk dioperasi.
Maka akhirnya saya katakan
kepadanya, “Insya Allah, tidak akan terjadi kecuali yang terbaik.”
Tak lama kemudian saya
melihatnya bertayamum lalu mendirikan shalat zhuhur. Saya bertanya kepadanya,
“Kenapa tidak berwudhu?”
Ia menjawab, “Saya tidak
bisa, bahkan untuk melaksanakan shalat sambil berdiri pun saya tidak mampu.”
Mendengar penjelasan itu,
saya hampir berubah pendirian untuk mengoperasinya, akan tetapi kemudian saya
ingat, bahwa kedatanganku ke sini dengan perbekalan yang minim dan harus
disalurkan kepada mereka-mereka yang diperkirakan akan mendapatkan hasil dari
operasi ini dengan izin Allah.
Ketika saya mulai melakukan
operasi kepada para pasien, Shabir dua kali datang kembali, akan tetapi ia
ditolak oleh dr. Muhsin.
Pada minggu terakhir dari
masa tugasku dr. Dzafir Al-Khudhairi, ahli anestesi (pembiusan), harus meninggalkanku
untuk urusan yang penting, yang mana kami berdua telah sepakat sebelumnya bahwa
operasi untuk kondisi seperti Shabir ini tidak mungkin untuk dilaksanakan di
sini.
Dr. Dzafir telah menolak
untuk melaksanakan anestesi terhadap seseorang yang kondisinya lebih bagus dari
pada Shabir ini.
Setelah dr. Dzafir pergi,
pada minggu terakhir ini posisi anestesi digantikan oleh dr. Musthafa Al Sabit,
beliau adalah seorang dokter yang hebat dan berjiwa militer.
Pada minggu ini pula dr.
Muhsin harus beristirahat dua hari karena sakit. Shabir datang ke rumah sakit
lagi dan kemudian dr. Ilmi yang tidak tahu duduk permasalahannya, memasukkan
orang tersebut ke dalam daftar tunggu pasien operasi.
Biasanya saya memeriksa
pasien yang akan menjalani operasi pada malam hari sebelum tiba hari
pelaksanaan operasi, tepat pada malam hari di mana besok paginya orang tersebut
mendapatkan giliran operasi.
Pada malam itu, saya
diundang untuk makan malam di kota Rabat yang memakan waktu sekitar satu
setengah jam perjalanan dengan mobil dari Casablanca, sehingga saya pulang
larut malam dan malas untuk pergi memeriksa pasien yang akan diopersi esok
hari.
Saya berkata kepada diri
sendiri,
“Insya Allah, besok saya
akan berangkat pagi-pagi untuk memeriksa pasien yang akan dioperasi.”
Akan tetapi apa yang
terjadi?
Allah takdirkan saya
tertidur setelah subuh dan bangun kesiangan, pada jam setengah sembilan pagi.
Sehingga, dengan tergesa-gesa saya berangkat ke rumah sakit.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Sumber : http://bersamadakwah.net/yakin-pertolongan-allah-penderita-jantung-akut-ini-sembuh-total-bagian-2/
