![]() |
| "Sejak Malam Pengantin... Ibu Mertua Ini Diam-Diam Masuk Kamar..".!!! Ternyata Inilah Yang Ia Lakukan.. |
Sebagai syarat untuk
menikah, saya meminta kepada suami saya untuk membeli sebuah rumah terlebih
dahulu, karena saya tidak mau tinggal bersama mertua perempuan. Suami saya
berasal dari keluarga single parent, saya tidak mau hari-hari setelah saya
menikah nanti dilewati dengan argumen dengan ibu mertua.
Meskipun suami saya membeli
mobil baru untuk saya, dia tampaknya menunda-nunda untuk membeli sebuah rumah.
Padahal dengan kemampuan ekonomi yang dia miliki, membeli sebuah rumah bukanlah
sebuah masalah. Saya merasa apakah dia tidak mencintai saya?
Sangat tidak disangka saya
malah hamil. Ibu mertua saya terlihat justru sangat senang dan langsung membawa
saya pergi ke dokter untuk cek up serta menanggung seluruh biayanya. Namun,
meskipun ibu mertua saya terlihat sedemikian baik terhadap saya, tetapi saya tetap
nekad bersikeras meminta suami untuk membeli rumah sebelum melaksanakan
pernikahan. Akhirnya suami pun setuju. Pada hari pesta pernikahan
dilangsungkan, saya memang melihat ibu mertua saya meneteskan air mata. Saya
berpikir dalam hati, bagaimanapun juga dia pasti tidak rela anaknya menikah,
untung saja saya bersikeras tidak tinggal mau serumah dengan dia, kalau tidak,
setiap hari pasti kita rebutan "suami".
baseline;"> Malam
pengantin kami lewati di rumah ibu mertua saya. Saya benar-benar tidak dapat tidur.
Tiba-tiba saya mendengar pintu kamar saya dibuka, saya langsung pura-pura
tertidur. Saya tidak menyangka, ternyata ibu mertua saya tengah malam masuk
kedalam kamar kami!
Saya dapat merasakan dia
berdiri di pinggir ranjang kami, kemudian dia bergerak ke arah saya. Saya
benar-benar tidak menyangka dia mengangkat kedua kaki saya dan memasukkannya ke
dalam selimut serta membereskan selimut saya…… Pada saat itu, perasaan saya
sulit dilukiskan, dalam ingatan kedua orang tua saya tidak pernah membenarkan selimut
saya……
Hari kedua saya tidak
menuntut untuk terburu-buru pindah kerumah baru, karena kami baru saja menikah,
saya merasa kurang sopan untuk langsung mengungkit tentang niat pisah rumah.
Hari kedua, ketiga, keempat,
setiap malam ibu mertua saya secara diam-diam masuk ke dalam kamar kami
membantu kami membenarkan selimut. Ibu mertua juga setiap pagi ke pasar membeli
sayur, setiap hari memasak sayur yang saya suka. Saya perlahan-lahan mulai
menyukai ibu mertua saya.
Tidak tahan akhirnya saya
bertanya kepada suami saya, kenapa ibu mertua setiap malam selalu masuk ke
dalam kamar untuk mebetulkan selimut? Suami saya berkata, waktu kecil kakak
perempuannya sering menendang selimut pada saat tidur. Namun saat itu
dikarenakan kebutuhan biaya yang besar, ibu mertua bertekad ingin menikah
dengan orang kaya. Akhirnya setiap malam setelah suami saya dan kakaknya
tertidur, dia secara diam-diam pergi keluar untuk pacaran, kadang kala tengah
malam baru pulang, bahkan terkadang semalaman tidak pulang. Akhirnya kakak perempuan
karena sering menendang selimut, dia pun jatuh sakit dan terkena penyakit asma.
Ibu mertua sejak saat itu tidak hentinya menyalahkan diri sendiri, serta sejak
itu dia pun tidak pernah pacaran lagi, melainan dia setiap malam bangun untuk
membereskan selimut suami saya dan kakaknya.
Suami saya berkata:
sebenarnya pada saat mama masuk kamar, saya seringkali belum tidur, saya malah
sengaja menjulurkan kaki dan tangan saya keluar dari selimut……
Setelah mendengar semuanya
ini, saya menjadi terharu dan berkata: ternyata ibumu sudah memperlakukan saya
sebagai anak perempuannya sendiri……
Sejak saat itu, saya tidak
pernah mengungkit akan hal pisah rumah lagi. Setelah lewat 1 bulan suami saya
dengan jujur berkata, sebenarnya dia sama sekali tidak berniat membeli rumah
baru, dia sesungguhnya tidak rela membiarkan ibunya hidup sendirian pada masa
tuanya…
