Kunjungan Luar Biasa Raja Salman Ke Indonesia.. " Jokowi Diharapkan Bahas 2 Agenda Besar Ini.. " |
Anggota Komisi I DPR,
Sukamta, menilai kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke
Indonesia, bersama 1.500 rombongan pada 1 Maret 2017 dapat menguatkan hubungan
bilateral kedua negara.
"Kunjungan Raja Salman
dengan membawa rombongan dalam jumlah besar ini sangat positif dan perlu
dioptimalkan, untuk menguatkan hubungan bilateral kedua negara," kata
Sukamta di Jakarta, Senin (27/2/2017).
Menurutnya, setidaknya ada
dua agenda besar yang dapat dibicarakan antara Indonesia dan Arab Saudi.
Pertama, kunjungan Raja Salman ini harus mampu mendorong hubungan yang lebih
erat antara Indonesia dan Arab Saudi. Dengan demikian, diharapkan pertemuan ini
memiliki dampak peningkatan volume perdagangan dan investasi.
"Saya mendengar Arab
Saudi bersiap investasi senilai Rp 300 triliun. Ini jelas sangat baik bagi
Indonesia. Penguatan hubungan bilateral ini juga bisa dimanfaatkan Indonesia
untuk mengusulkan solusi perlindungan TKI di Arab Saudi," jelas politikus
PKS ini.
Selain itu, yang tentu
diharapkan oleh umat Islam di Indonesia, adanya tambahan kuota Haji.
"Saya berharap dalam
pembicaraan yang dilakukan pemerintah RI bisa mendorong adanya kesepakatan atau
MOU kedua belah pihak atas tiga hal tersebut. Dan ini akan sangat bermakna bagi
Indonesia," ujar Sukamta.
Kedua, Jokowi dan Raja
Salman dapat menguatkan peran kedua negara dalam isu regional Asia, khususnya
di kawasan dunia Islam. Sukamta memaparkan, Indonesia merupakan negara
berpenduduk Islam terbesar, sementara Arab Saudi dengan keberadaan Mekah dan
Madinah sebagai Kota Suci Ummat Islam, dihormati oleh negara-negara Islam.
Dengan demikian, Indonesia
dan Arab Saudi dapat lebih memainkan peran strategis untuk mendorong upaya
meredakan konflik dan ketegangan di negara-negara Islam.
"Pembicara soal ini
akan sangat terkait dengan isu terorisme yang katanya akan dibahas oleh kedua
negara. Selama konflik terus berjalan, akan menyuburkan tumbuhnya kelompok
radikal seperti ISIS. Maka resolusi konflik perlu diwujudkan dan saya optimis
kedua negara dapat memainkan peran ini dengan baik," kata dia.
Menurut Sukamta, peran
strategis kedua negara juga dapat dikembangkan untuk membangun masa depan dunia
Islam yang mampu bersaing di tataran global.
"Selama ini pembicaraan
di level regional sering didominasi pekerjaan rumah isu politik keamanan. Saya
kira dunia Islam perlu punya agenda setting sendiri, seperti penguatan kerja
sama peningkatan sains dan teknologi, pengembangan industri, kerja sama sosial
dan budaya. Ini akan lebih konstruktif membawa kemajuan," tandas Sukamta.
Sumber : http://news.liputan6.com